Tidak akan istiqomah perjalanan dan pencarian seorang hamba terhadap akhirat, kecuali dengan memenjarakan 2 perkara.
Yang pertama, Memenjarakan qalbunya (hati) agar selalu terkondisi menjaga niat untuk Allah dan tetap bersabar dalam pencariannya tersebut. Yaitu menjaga qalbu agar tidak berpaling kepada selain-Nya.
Yang Kedua, Memenjarakan lisan dari berbagai hal yang tidak bermanfaat. Memenjarakannya agar selalu berdzikir mengingat Allah, serta segala hal yang bisa menambah keimanannya kepada Allah.
Kemudian memenjarakan pula anggota tubuh yang lainnya dari berbagai godaan syahwat dan maksiat, untuk dipaksa dalam mewujudkan ibadah dengan berbagai jenisnya.
Ia tidak boleh melepaskannya dari penjara ini sampai bertemu dengan Allah. Saat itulah dia bisa lepas dari penjara, bebas menyambut alam kebebasan yang terindah ; surga-Nya.
Siapa yang tidak bersabar terhadap 2 penjara ini, melarikan dirinya, melampiaskan nafsu dan syahwatnya, maka pasti ia akan mendapatkan penjara terburuk yang paling mengerikan ketika keluar dari duni ; neraka.
Karena, siapa saja yang keluar dari dunia ini hanya ada kemungkinan ; selamat dari penjara yang sebenarnya, atau mendapat kebebasan yang hakiki. Wallahu 'Alam Bishshowab...
Referensi :
- Al Fawal fawaida'id karya Ibnul Qayyim